• Posted by : Unknown 2 Jul 2012

    XREF ternyata bukan fitur yang populer di AutoCAD. Banyak orang yang lebih suka menggunakan block atau hanya menggunakan manajemen layer. Kadang banyak yang menganggap menggunakan block lebih efektif, toh kalau block di edit, semua block yang sama akan langsung diupdate. Dengan XREF, mereka menganggap saat mengirimkan file bisa membingungkan… file mana saja yang harus dikirim nih? Dan memang, sering ada file yang tertinggal.

    Block dan XREF sebetulnya beda konsep. Memang fungsi block di AutoCAD sudah jauh melenceng dari fungsi asalnya. Namun jika kita bicara dalam skala corporate, tidak ada salahnya anda mempertimbangkan penggunaan block dan XREF secara lebih efisien.

    AutoCAD adalah software yang memiliki banyak workflow. Tidak terpaku pada satu aturan tertentu. Andalah yang harus menetapkan rules dalam menggunakannya. Anda bisa saja membuat layer ‘dinding’ dan menggambar pohon di sana. Jika gambar pohon anda bagus, orang akan tetap mengenalinya sebagai pohon. AutoCAD tidak akan tahu bahwa anda menggambar pohon di layer yang sebetulnya untuk dinding. Jika anda bekerja dengan software yang spesifik seperti Revit, Revit tahu apa yang anda buat.

    Block, juga telah melenceng penggunaannya seperti layer dinding yang digambari pohon tersebut. Awalnya, saya juga tidak terlalu peduli dengan masalah ini. Sampai saya mempelajari MicroStation. MicroStation dalam design collaboration lebih kuat dari AutoCAD, dan konsep-konsep seperti ini sangat gamblang di sana.

    Block pada dasarnya adalah library. Anda membuat satu file DWG berisikan block-block berisikan library standard. Library ini dapat anda pakai berulang-ulang, diinsert ke project-project lain. Misalnya untuk skematik elektrikal. Anda membuat library komponen circuit, lampu, fuse, dsb yang pastinya harus cocok dengan yang ada di pasaran. Karena itulah block memiliki attribute. Atribute memungkinkan anda membuat report berapa banyak komponen yang ada di gambar anda. Di MicroStation, block (di sana disebut cell) tidak dapat anda ubah di dalam gambar seperti halnya block di AutoCAD. Sekarang hal ini jadi masuk akal… kenapa? Anda tidak bisa begitu saja mengubah library, karena berarti komponen anda tidak standard lagi. Yang seharusnya anda lakukan, adalah menggantinya dengan library lain. Misalnya fuse tipe X diganti dengan fuse tipe Y. Hal ini yang membuat saya tidak terlalu suka menggunakan dynamic block. Tidak masuk akal bagi saya, saya punya fuse tipe X, tapi bisa ditampilkan berbeda-beda. Tentu dynamic block bisa digunakan untuk keperluan lain. Tapi (sekali lagi) bicara dalam lingkup corporate, anda harus sangat berhati-hati dengan penggunaan dynamic block.

    Block secara optimal dapat dimanfaatkan dengan meletakkan seluruh library block pada server. Setiap yang menggunakannya akan memiliki library block yang sama. Seorang CAD Manager akan mengelola standard library untuk perusahaannya. Jadi tidak semua orang dapat membuat block sendiri-sendiri.

    Bagaimana dengan XREF? Bagi yang pernah merasakan menggambar manual, mungkin ingat cara ini. Seorang arsitek menggambar layout arsitekturalnya. Lalu setelah selesai, diberikan pada engineer ME. Engineer ini akan meletakkan kertas transparan di atasnya, dan menggambar desain elektrikalnya. Begitu pula desain struktur, plumbing, dan mungkin desain lainnya. Konsep inilah yang digunakan untuk XREF (dan juga layer). Kertas-kertas itu dapat anda tumpuk untuk melihat berbagai desain anda. Konsep yang sangat berbeda dengan block bukan?

    Lalu apa keuntungan XREF? Jika anda bekerja dalam satu file, file tersebut tidak dapat dibuka dan diedit orang lain. Dengan XREF, si A dapat mengerjakan file arsitektur, sementara si B mengerjakan desain ME. Secara berbarengan. Dengan memisah-misah file seperti ini, manajemen file juga menjadi lebih baik. Dengan meletakkannya pada server, tiap orang dapat diatur haknya dalam mengakses file. Apakah full atau hanya read only. Misalnya si A hanya dapat mengedit desain arsitektur, dapat meng-XREF file site design ke gambarnya. Tapi dia TIDAK DAPAT mengubah file-file site design yang jadi tanggung jawab si B. Si B juga dapat melihat bagaimana desain arsitektur si A di gambarnya, tapi tidak dapat mengubahnya. Ingatlah, data adalah komponen yang sangat vital dalam perusahaan.

    Lalu permasalahan yang pada bagian awal saya tulis… mengirimkan gambar dengan XREF sebetulnya tidak sulit. Anda dapat menggunakan e-transmit agar tidak ada file yang ‘tercecer’. Bahkan struktur folder akan dipertahankan.

    Sampai di sini, saya ingin menegaskan bahwa konsep seperti ini tidak selalu ideal. Jika anda bekerja sendirian, hal-hal seperti ini mungkin tidak penting. Namun jika bicara dalam lingkungan dimana ada puluhan orang terlibat dalam satu project, hal seperti ini akan anda lihat sering digunakan. Apalagi jika perusahaannya memiliki standard drawing yang sangat ketat. Tidak ada salahnya anda mempersiapkan diri dengan konsep seperti ini, jadi tidak kaget kalau dapat kerjaan di perusahaan yang menggunakan konsep seperti ini.

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    Blognya Haris Powered by Blogger - Designed by Muhammad Haris